yakangedu.com - Kalau bicara soal pendidikan, yang terlintas di kepala kita pasti sosok guru, kan? Mereka memang bak pelita di tengah gulita, mencerdaskan bangsa dari kelas ke kelas. Tapi, pernah nggak sih kita mikir, siapa yang datang paling pagi di sekolah? Siapa yang bikin gerbang terbuka saat siswa datang dengan mata masih setengah merem? Siapa yang diam-diam menjaga, walau namanya tak tercatat di papan penghargaan?
Nah, sekarang waktunya menguak profesi tersembunyi penjaga sekolah dan warisan budaya. Ini bukan kisah heroik ala film Marvel, tapi nyata tentang mereka yang jadi garda senyap dalam pendidikan dan pelestarian sejarah bangsa.
Pahlawan Pagi Buta yang Tak Pernah Lelah
Siapa Mereka dan Apa Perannya?
Penjaga sekolah sering disebut “Pak Satpam”, “Abang Kebersihan”, atau “Om Penjaga Gerbang” adalah sosok yang mungkin kita sapa sekilas tiap hari, tapi tak kita kenal betul. Mereka bukan sekadar pembuka pintu dan tukang sapu. Mereka adalah gatekeeper harapan dan kenyamanan belajar.
Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyebutkan bahwa pendidikan itu ibarat orkestra. Nggak cukup hanya konduktor (guru) yang kerja, tapi juga semua instrumen harus selaras. Dan ya, para penjaga sekolah ini adalah senar-senar yang bikin simfoni pendidikan berjalan harmonis.
Kapan Mereka Terlibat?
Jawabannya: sepanjang waktu. Saat kita tidur, mereka jaga sekolah. Saat hujan turun deras, mereka pastikan ruang kelas nggak bocor. Saat kita pulang ke rumah, mereka tetap ada, memantau agar sekolah tetap aman. Mereka hadir sebelum lonceng pertama dan pulang setelah semua lampu mati.
Di Mana Mereka Bekerja?
Mereka ada di seluruh penjuru negeri. Dari sekolah di kota besar dengan pagar tinggi hingga madrasah kecil di pelosok desa. Dari taman kanak-kanak hingga SMK. Mereka adalah bayangan setia di balik pintu gerbang dan lorong-lorong sunyi.
Kenapa Peran Mereka Begitu Penting?
Apa Saja Tugas Mereka?
Selain membuka dan mengunci gerbang, mereka juga:
-
Menjaga keamanan lingkungan sekolah
-
Memastikan fasilitas berfungsi normal
-
Menjadi penghubung darurat jika ada kejadian di luar kendali
-
Kadang, mereka juga jadi teman curhat siswa yang lagi galau (ini nyata, bro)
Bagaimana Pemerintah Mengapresiasi?
Melalui Program Kepemimpinan Sekolah (KPS), pemerintah mulai merangkul semua elemen, dari kepala sekolah hingga tenaga pendukung. Program ini memberikan pelatihan 110 jam, refleksi praktik, dan penguatan peran semua pihak. Biar nggak cuma guru yang naik level, tapi juga para tenaga kependidikan lainnya.
Pemugar Cagar Budaya
Diam-diam Mengubah Masa Lalu agar Tak Lenyap di Masa Depan
Kalau penjaga sekolah merawat masa depan, para pemugar cagar budaya menjaga masa lalu kita. Mereka bukan cuma tukang batu atau arsitek. Mereka adalah detektif sejarah, arsitek jiwa, dan seniman warisan.
Siapa Sebenarnya Para Pemugar Itu?
Mereka disebut juru pugar profesional yang punya keahlian dalam merevitalisasi dan menjaga warisan budaya Indonesia, seperti candi, situs purbakala, hingga struktur kuno lainnya. Tugas mereka nggak bisa asal-asalan. Semua harus ilmiah, terukur, dan tentu saja, penuh cinta.
Apa Saja yang Mereka Lakukan?
Berikut beberapa aksi keren mereka:
-
Rekonstruksi: Membangun kembali bagian yang hilang dengan data sejarah
-
Konsolidasi: Memperkuat struktur biar nggak runtuh digoyang angin
-
Rehabilitasi: Memperbaiki tanpa mengubah identitas aslinya
-
Restorasi: Mengembalikan ke bentuk aslinya seakurat mungkin
Kisah Inspiratif Para Pemugar
Sebut saja Ismiijono, pejuang senyap yang sejak 2007 purnabhakti, tapi warisannya abadi. Ia pernah jadi pemimpin proyek pemugaran peninggalan Majapahit di Trowulan dan ikut proyek pemugaran di Angkor, Kamboja. Luar biasa, bukan?
Atas jasanya di Candi Borobudur, ia menerima penghargaan dari Presiden Joko Widodo pada 2018. Lalu ada Krisantono, yang telah menyentuh banyak situs bersejarah: Candi Sewu, Candi Cetho, hingga situs Liyangan. Saat ini, ia tengah bersiap memugar kawasan percandian Dieng.
Bagaimana Pemerintah Mengakui Mereka?
Melalui Keputusan Menpan RB No. 11 Tahun 2024, profesi pemugar resmi diakui sebagai jabatan ASN. Akhirnya, perjuangan mereka bukan cuma dihargai dalam diam, tapi juga diakui negara. Ini jadi langkah besar untuk pelestarian budaya yang lebih profesional dan berkelanjutan.
Dua Profesi Menjaga Jiwa Bangsa
Kalau dipikir-pikir, penjaga sekolah dan juru pugar itu punya kesamaan. Mereka bekerja dalam diam, tapi dampaknya luar biasa. Yang satu menjaga masa depan anak bangsa, yang satu menjaga akar budaya kita. Mereka bukan figur utama di panggung, tapi tanpanya panggung tak bisa berdiri.
Kesimpulan dan Pesan Edukasi
Mari Buka Mata untuk Profesi yang Terlupakan
"Yang terlihat bukan selalu yang paling berjasa, tapi yang bekerja dalam diam justru menjaga nyala bangsa." - (ye)**
0Comments