GpY8TUWlGpA9TfA5GfdpBUYp

Headline:

UGM Bongkar Konflik Lahan Pendidikan vs Geopark Demi Generasi STEM

UGM ungkap konflik lahan antara Geopark & pendidikan. Siapa diuntungkan? Demi generasi STEM, mari bongkar fakta di balik pesona wisata!

UGM Bongkar Konflik Lahan Pendidikan vs Geopark Demi Generasi STEM

1. Ketika Wisata dan Pendidikan Beradu Gengsi

yakangedu.com - UGM Bongkar Konflik Lahan Pendidikan - Bayangkan kamu lagi jalan santai di desa yang sejuk, angin semilir, pemandangan alam cakep banget. Tiba-tiba, deretan vila dan resort mulai muncul, tanah sawah berubah jadi tempat parkir turis. Kedengarannya kayak kemajuan? Bisa jadi. Tapi... di balik keindahan itu, ada cerita lain yang nggak kalah penting: bentroknya kebutuhan pendidikan dan industri pariwisata.

Yep, ini bukan kisah sinetron. Ini realita yang sedang dihadapi oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) dan kawasan Geopark seperti Gunung Sewu dan Ciletuh. Di satu sisi, geopark digadang-gadang sebagai primadona wisata geologis. Di sisi lain, lahan-lahan strategis yang tadinya buat riset, konservasi, dan edukasi pelan-pelan tergeser. Yang dirugikan? Bisa jadi generasi masa depan kita.

2. Surganya Alam, Tapi Nerakanya Akses?

Geopark awalnya dimaksudkan untuk konservasi dan edukasi. Tapi sekarang, banyak yang bilang ini udah berubah jadi ajang rebutan lahan. Nggak tanggung-tanggung, peneliti UGM bareng Wageningen University, Belanda, nemuin bahwa geopark ini sekarang jadi lahan basah... buat investasi pariwisata.

Menurut Rucitarahma Ristiawan dari Fakultas Ilmu Budaya UGM, ada proses "gentrifikasi pedesaan" intinya, desa yang tadinya tenang jadi tempat elite berebut tanah. Katanya sih buat pembangunan, tapi kenyataannya, masyarakat lokal malah banyak yang tersingkir.

Contohnya di Gunung Sewu, harga tanah naik gila-gilaan: dari Rp30 ribu jadi Rp1 juta per meter persegi. Dalam waktu kurang dari dua dekade! Siapa yang bisa beli? Ya tentu aja yang punya modal, koneksi, dan kekuasaan. Petani dan nelayan? Harus rela minggir pelan-pelan.

3. Dari Pengawal Konservasi, Kini Jadi Penonton?

UGM Bongkar Konflik Lahan Pendidikan vs Geopark Demi Generasi STEM

UGM dulunya hadir sebagai penyeimbang: lewat akademisi dan dosennya yang terlibat dalam Forum Pengelolaan Karst Gunung Sewu. Tapi lama-kelamaan, pendekatan teknokratik yang mereka bawa kayak mulai kalah sama logika pasar dan investasi.

Geopark yang tadinya penuh idealisme konservasi sekarang lebih ke arah bisnis. Homestay, resort, tempat hiburan mulai merajalela. UGM bisa apa? Masih ada, tapi posisinya semakin sulit. Mereka jadi kayak guru di kelas yang murid-muridnya lagi rebutan kursi nggak bisa kontrol, cuma bisa ngelus dada.

4. Tiga Kasta Warga yang Terdampak

Penelitian ini ngebagi warga terdampak jadi tiga:

  • Negosiator: Mereka yang punya tanah strategis dan kenalan di atas. Bisa nego harga, bisa atur posisi.

  • Survivor: Masih bertani tapi nyambi bisnis kecil-kecilan. Mereka kayak yang berusaha adaptasi.

  • Yang Tersingkir: Ini yang paling nyesek. Gak punya modal, gak punya jaringan. Mau bertani? Jalan ke ladang aja udah susah karena jalanannya dipakai buat wisatawan.

Bahkan ada kasus petani kecelakaan pas bawa hasil panen karena macet wisatawan. Ironis? Banget.

5. Bonus Demografi: Peluang atau Janji Kosong?

Kita sedang menuju bonus demografi 2045. Jumlah anak muda usia produktif bakal membeludak. Kalau SDM kita gak dipersiapkan dari sekarang, jangan salahin kalau nanti cuma jadi penonton di negeri sendiri.

Pendidikan berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) udah terbukti bisa jadi senjata andalan. Tapi, ironisnya, gimana kita bisa ciptain generasi STEM kalau kampus-kampus kayak UGM aja mulai kehabisan ruang buat riset dan belajar?

Stephanie Riady dari Kemendikdasmen bilang, STEM itu bukan soal hafalan rumus doang. Tapi soal gimana cara mikir, gimana menyelesaikan masalah, dan gimana mengubah pengetahuan jadi tindakan nyata.

6. STEM: Jalan Ninja Menuju Indonesia Emas

Program "STEM Indonesia Cerdas" udah jalan. Targetnya, dalam lima tahun ke depan, ada 10 juta siswa yang dibekali keterampilan dasar di bidang AI dan STEM. Harapannya, mereka bukan cuma paham teknologi, tapi juga bisa jadi inovator.

Tapi pertanyaannya: gimana bisa sukses kalau lahan pendidikan dan riset justru mulai dikalahkan sama resort dan hotel?

Pendidikan itu bukan cuma soal gedung dan guru. Tapi soal ruang ruang untuk berpikir, meneliti, dan berinovasi. Kalau lahan pun harus berebut sama industri pariwisata, ya selamat tinggal generasi unggul.

7. Siapa Diuntungkan, Siapa Disingkirkan?

Geopark bukan cuma tempat liburan Instagramable. Ini adalah arena kekuasaan. Yang punya akses ke kekuasaan bisa atur main, dari izin sampai alokasi proyek.

Sementara petani, nelayan, bahkan mahasiswa yang butuh lahan buat praktikum malah jadi korban diam-diam. Lahan bukan cuma berubah bentuk, tapi juga berubah makna.

Nilai tanah kini nggak sekadar rupiah per meter persegi. Tapi nilai strategis untuk masa depan pendidikan dan keberlanjutan.

8. Wisata Bisa, Edukasi Harus!

Gak semua wisata itu jahat. Tapi harus ada aturan main yang adil. Geopark bisa banget jadi tempat wisata edukatif yang bisa sinergi dengan riset, konservasi, dan pengembangan SDM.

Pemerintah daerah harus berani bikin kebijakan yang melindungi ruang edukatif. Kampus kayak UGM perlu dikasih ruang lebih buat intervensi. Bukan cuma jadi penonton di tribun.

Kita perlu pariwisata yang berpihak, bukan yang cuma bikin kaya investor.

9. Ayo, Bangun Negeri dari Akar!

UGM Bongkar Konflik Lahan Pendidikan vs Geopark Demi Generasi STEM

Kita gak bisa menukar masa depan dengan gemerlap jangka pendek. Generasi muda butuh ruang buat belajar, bereksperimen, dan berpikir kritis. Kalau hari ini lahan pendidikan digusur, siapa yang bakal bangun masa depan kita?

Geopark harusnya jadi tempat semua orang tumbuh, bukan cuma tempat segelintir orang cuan.

Pesan Edukasi:

"Pembangunan sejati bukan soal seberapa tinggi hotel dibangun, tapi seberapa dalam akar ilmu ditanam."

CTA (Call to Action):

Kalau kamu peduli dengan masa depan pendidikan dan generasi STEM Indonesia, yuk dukung pembangunan yang berkeadilan! Share artikel ini, tag pemerintah daerah, dan suarakan: Pendidikan bukan pilihan kedua!

Kamu bisa jadi bagian dari perubahan. Jangan diam. Saatnya generasi cerdas, kritis, dan sadar ruang mengambil peran! - (ye)**

Table of contents

0Comments

Form
Link copied successfully