Saat Fajar Datang, Ada Tanya di Balik Layar...
Yup, AI Bikin Mahasiswa Inggris Jadi Penyontek Massal! Tapi siapa yang salah? Mahasiswa? Kampus? Atau kita semua yang belum siap?
Apa Sih yang Lagi Terjadi?
Lonjakan Kasus Kecurangan: Data Bicara, Fakta Tak Bisa Bohong
Kalau data bisa ngomong, dia mungkin udah teriak:
“Hey, 7.000 mahasiswa ketahuan nyontek pakai AI, bro!”
Itu angka untuk tahun akademik 2023-2024 di Inggris. Naik drastis dari tahun sebelumnya, yang cuma 1.6 kasus per 1.000 mahasiswa, jadi 5.1 per 1.000. Dan tahun ini? Diprediksi bakal naik jadi 7.5 per 1.000!
Belum lagi ribuan lainnya yang belum ketahuan. Para ahli bilang itu cuma puncak gunung es. Di bawahnya? Masih banyak kasus yang diam-diam menyelinap, lolos dari radar kampus.
Siapa Aja yang Kena?
Mahasiswa dari Segala Jurusan: Dari Musik sampai Manajemen
“ChatGPT tuh udah kayak partner belajar,” kata Harvey.
Tapi tenang, nggak semuanya pakai buat nyontek mentah-mentah. Banyak yang justru pakai buat brainstorm dan bantu susun ide. Bahkan ada yang pakai buat bantu disleksia. Nah, ini menarik!
Alatnya Apa Aja?
Dari ChatGPT, Alat Parafrase, Sampai Video Tutorial di TikTok
Nggak usah heran, TikTok udah jadi "surga tutorial curang". Banyak banget video yang ngiklanin alat-alat AI buat parafrase dan nulis esai biar lolos detektor AI kampus.
Bayangin, lo bisa pakai AI → parafrase → kelihatan kayak tulisan manusia. Canggih? Iya. Curang? Ya, tergantung.
Dr. Thomas Lancaster dari Imperial College London bilang:
“Kalau dipakai pinter, susah banget bedain hasil AI dari tulisan asli.”
Apa yang Terjadi dengan Plagiarisme Tradisional?
Plagiarisme Lawas? Pelan-pelan Tersingkir!
Dulu, plagiat itu artinya copas dari Google. Sekarang? Udah beda cerita.
Angka plagiarisme lawas turun drastis. Dari 19 per 1.000 mahasiswa di tahun 2019-2020, jadi 15.2 di 2023-2024, dan tahun ini diprediksi cuma 8.5. Karena apa? Karena AI lebih “pintar” dan lebih sulit dilacak.
Kenapa Ini Bisa Terjadi?
Penilaian Daring dan Teknologi Canggih = Kombinasi Mematikan
Saat pandemi, penilaian daring jadi rutinitas. Saat itu juga AI mulai masuk secara besar-besaran. Sementara dosen masih pakai metode lama, mahasiswa udah main AI.
Kata Dr. Peter Scarfe dari University of Reading:
“Yang ketahuan cuma segelintir. Yang lainnya? Mungkin lolos dengan mulus.”
Dan bahkan ketika dicurigai pakai AI, buktinya hampir mustahil dibuktikan secara konkret. Ini bukan copas biasa. Ini algoritma!
Bagaimana Kampus dan Pemerintah Menyikapinya?
AI Harus Diatur, Bukan Dijauhi
Menteri Sains dan Teknologi Inggris, Peter Kyle, bilang AI harus jadi alat bantu, bukan momok. Terutama untuk anak-anak dengan kesulitan belajar seperti disleksia.
Google dan OpenAI pun ikut meramaikan panggung ini. Mereka kasih diskon dan upgrade alat AI khusus buat mahasiswa. Ini semacam ‘pancingan’ buat generasi muda agar akrab dengan AI sejak kuliah.
Lalu, Gimana Solusinya?
Etika dan Keterampilan Manusia
Dr. Lancaster bilang:
“Kita butuh penilaian yang lebih bermakna. Fokus pada soft skill, komunikasi, kreativitas yang nggak bisa ditiru AI.”
Daripada balik ke ujian hafalan, mending bantu mahasiswa pahami alasan tugas itu dibuat. Biar mereka nggak cuma ngerjain, tapi juga ngerti maknanya.
Pemerintah juga sudah gelontorkan dana £187 juta buat program keterampilan nasional. Tapi ya... tetap, perubahan mindset itu yang paling penting.
Saat Mesin dan Moral Bertemu di Persimpangan
Revolusi curang ini bukan soal siapa jahat dan siapa korban. Ini tentang ketidaksiapan kita menghadapi era baru. Saat teknologi berkembang lebih cepat dari etika, kita dituntut untuk adaptif, bukan reaktif.
AI itu bukan musuh. Tapi kalau kita pakai tanpa sadar, ia bisa mengikis nilai-nilai belajar sejati. Mahasiswa pintar bukan yang bisa nyontek dengan mulus, tapi yang tahu kapan harus belajar, kapan harus jujur, dan kapan harus pakai teknologi dengan bijak.
Pesan Edukasi: Saatnya Revolusi Etika!
📢 Buat kamu yang masih duduk di bangku kuliah atau yang berkutat di dunia pendidikan—jangan cuma kejar nilai, tapi kejar nilai-nilai!
🛠️ AI boleh dipakai, tapi pakai buat belajar, bukan buat curang.
🌱 Kampus dan guru, yuk rancang penilaian yang lebih manusiawi dan sesuai zaman.
🚀 Yuk, kita sama-sama ciptakan masa depan pendidikan yang cerdas, jujur, dan kreatif.
“Di era AI, manusia yang tetap punya integritas adalah mereka yang tak tergantikan.” - (ye)**
0Comments